Cari Blog Ini

Selasa, 12 Februari 2013

Metodologi Penelitian-2



1.       Hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam merumuskan masalah dan jelaskan sumber dari masalah penelitian!

Menurut Kerlinger (1973 p. 17) suatu masalah seharusnya dirumuskan dalam suatu kalimat interogatif / yang menanyakan mengenai hubungan (relation) antara dua variable atau lebih.
Dalam merumuskan masalah peneliti harus tahu apa masalahnya dan mengapa diperlukannya adanya solusi.
 Menurutnya ada 3 ciri bagi suatu masalah yang dirumuskan dengan baik, yaitu
°         Menanyakan mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.
°         Diungkapkan secara jelas, sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan.
°         Mengandung implikasi untuk diuji.
Berikut beberapa sumber masalah penelitian, antara lain :
°         Pengalaman merupakan salah satu sumber yang paling berguna dalam pengambilan suatu masalah sebab dikembangkan dari pengalamn peneliti sendiri sebagai praktisi kependidikan.
°         Deduksi dari teory pendidikan dan teori tingkah laku merupakan sumber permasalahan yang baik. Menurut Ary (1985) teory menyangkut prinsip umum, yang kelayakannya untuk diterapkan pada pada pendidikan masih belum bisa terbukti, sebelum prinsip tersebut dilakukan secara empiris. Melalui penelitian dapat ditentukan generalisasi-generalisasi yang terdapat dalam teory di terjemahkan menjadi saran-saran khusus bagi praktek pendidikan, teori belajar, pembelajaran, keperibadian, sosiologi, perkembangan sosial, motivasi, peranan, kepemimpinan, supervisi, power, patron-client, budaya, organisasi dan lain-lain merupakan sumber-sumber yang berguna bagi masalah penelitian.
°         Literatur terkait dapat diambil melalui bacaan laporan-laporan penelitian yang pernah dilakukan, baik berupa skripsi, tesis, desertasi, atau yang pernah di publikasikan dalam buku. Pada laporan penelitian dapat diambil contoh cara membuat rumusan masalah dan metode penelitian yang dilaksanakan. Termasuk membaca saran-saran untuk peneliti berikutnya. Sumber masalah dapat dikembangkan dengan cara pengulangan penelitian (research of replicable) dengan konteks yang berbeda, atau melakukan penelitian unrtuk menemukan teori baru (naturalistic inquiry). Pemahaman terhadap aspek teoritis dan empiris dari literatur terkait memberi peluang untuk pemilihan masalah lebih baik untuk diteliti lebih lanjut.

2.       Jelaskan bagaimana cara atau langkah-langkah dalam melakukan identifikasi dan perumusan masalah?
Untuk mengidentifikasi masalah penelitian, perlu diajukan tiga pertanyaan:
°         Masalahnya apa?
°         Bermasalah menurut siapa?
°         Dianggap masalah dalam konteks apa?
°         Dalam perspektif apa?
Setelah mengidentifikasi masalah dari berbagai sumbernya, dan ditemukan lebih dari satu masalah, maka dari masalah-masalah tersebut, dipilih salah satu yang paling layak dan paling sesuai untuk diteliti, yaitu masalah yang akan ditetapkan sebagai penelitian. Sedangkan pokok persoalan yang memerlukan pemecahan melalui penelitian adalah sesuatu yang problematik yang disebut masalah. Jadi topik menonjolkan inti persoalan, juga menegaskan batas-batas masalah dan mengarahkan penentuan judul penelitian.
Selanjutnya, dalam menetapkan masalah yang layak untuk diteliti, dapat digunakan beberapa pertimbangan, antara lain :
°         Apakah topik tersebut dapat dijangkau dan dikuasai (manageable topic)
°         Apakah bahan-bahan/data tersedia secukupnya (obtanable data)
°         Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significance of topic)
°         Apakah topik tersebut cukup menarik minat untuk diteliti dan dikaji (interested topic)
Dalam membuat rumusan masalah, terdapat beberapa patokan yang perlu dipedomani antara lain:
°         Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
°         Rumusan itu hendaklah padat dan jelas.
°         Rumusan itu hendaklah memberi petunjuk tentang kemungkinan mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan-rumusan itu.

3.       Mengapa perlu melakukan pembatasan ruang lingkup masalah?
Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas / lebar sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevan sehingga penelitian bisa lebih fokus untuk dilakukan. Dari sekian banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut dengan batasan masalah). Batasan masalah jadinya berati pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.

Dengan demikian masalah akan dibatasi menjadi lebih khusus ,lebih sederhana dan gejalanya akan lebih muda kita amati karna dengan pembatasan masalah maka seorang peneliti akan lebih fokus dan terarah sehingga tau kemana akan melangkah selanjutnya dan apa tindakan selanjutnya .

4.       Apa yang dimaksud dengan hipotesa penelitian dan mengapa hipotesa diperlukan dalam penelitian?
Kerlinger (1973, p. 12) mengatakan bahwa hipotesa adalah suatu pernyataan dugaan, suatu proposisi sementara, mengenai hubungan antara dua atau lebih fenomena atau variabel.

Murdick (1969, pp. 10-11) mengatakan bahwa suatu hipotesa adalah suatu proposisi atau dugaan yang belum diuji. Hipotesa itu merupakan penjelasan sementara mengenai suatu fenomena atau merupakan solusi terhadap suatu masalah.

Menurut kami hipotesa diperlukan karena untuk pembuktian buki / pemecahan masalah terhadap suatu praduga atau perkiraan sementara (sebelum dilakukan penelitian dan sesudahnya).

5.       Bagaimana cara menentukan hipotesa penelitian?
Berikut beberapa cara menentukan hipotesa, antara lain :
°         Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian dan dirumuskan dengan jelas.
°         Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris. Menunjukkan dengan nyata adanya hubungan antara dua variabel atau lebih.
°         Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat.

6.       Berikan contoh identifikasi dan rumusan masalah penelitian!

Tidak Maksimalnya Kinerja Pegawai
Dalam Pembuatan Kartu Tanda Penduduk Di Kelurahan Pemurus Baru Banjarmasin.

Kelurahan Pemurus Baru yang terletak di Jalan Prona I RT.16 No.43 Banjarmasin adalah kelurahan dengan jumlah penduduk sekitar 14.000 jiwa yang masuk dalam wilayah Kecamatan Banjarmasin Selatan yang tugasnya adalah melayani masyarakat umum di bidang pemerintahan seperti pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga, Surat Nikah, Segel, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan sebagainya. Jumlah seluruh pegawai yaitu delapan orang yang terdiri dari Lurah, Sekertaris Lurah, Kasi Pelayanan Umum, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, Kasi Ketertiban Umum, Kasi Kesejahteraan Sosial, Kasi Pemerintahan, dan dua orang Staf. Dalam hal ini sebagai salah satu tugas kelurahan dalam pelayanan terhadap masyarakat, pembuatan KTP sangat penting untuk identitas diri dan data sebagai warga negara, tentu pelayanan yang mudah dan cepat akan memberikan kepuasan bagi masyarakat. Prestasi Kelurahan Pemurus Baru yang pernah meraih predikat kelurahan terbaik di Kota Banjarmasin dan kelurahan terbaik ke tiga di tingkat Propinsi Kalimantan Selatan menjadi salah satu keunggulan kelurahan ini dalam tugasnya sebagai abdi masyarakat.

v. Berdasarkan pengamatan, dapat diketahui :
1.       Pembuatan Kartu Tanda Penduduk sebenarnya dapat selesai hanya dalam waktu sehari saja, namun pada kenyataanya di Kelurahan Pemurus Baru sering terjadi keterlambatan hingga beberapa hari bahkan sampai seminggu lebih

2.       Perangkat komputer pembuatan Kartu Tanda Penduduk hanya terdapat di Kantor Kecamatan Banjarmasin Selatan, sedangkan Kelurahan Pemurus Baru hanya sebagai perantara. Jadi Kantor Kecamatan Banjarmasin Selatan harus melayani seluruh pembuatan KTP sebelas kelurahan yang ada di wilayahnya termasuk Kelurahan Pemurus Baru. Jarak Kantor Kecamatan Banjamasin Selatan dengan Kelurahan Pemurus Baru cukup jauh dan letak kecamatan juga di daerah terpencil cukup menyulitkan untuk setiap yang ingin berurusan kesana.

v. Disamping pengamatan juga terdapat data awal :
1.       Syarat-syarat untuk pembuatan KTP.
°         Photo berwarna ukuran 3X4 satu lembar (bagi kelahiran pada tahun genap latar belakang photo berwarna biru sedangkan tahun ganjil latar belakang berwarna merah)
°         Photokopi Kartu Keluarga.
°         Tanda tangan bersangkutan di formulir permohonan pembuatan KTP.
°         Formulir harus ditandatangani ketua RT dimana dia tinggal.

2.       Proses pembuatan KTP di Kelurahan Pemurus Baru.
°         Mengambil blangko permohonan pembuatan KTP (formulir) di kelurahan atau dengan ketua RT setempat, dan ditandatangani ketua RT tersebut.
°         Menyerahkan syarat-syarat pembuatan KTP, kemudian formulir distempel di kelurahan dan ditandatangani Lurah.
°         Kemudian dibawa ke Kantor Camat Banjarmasin Selatan dicetak di Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Banjarmasin Selatan.
°         KTP yang diurus di kelurahan ini biasanya selesai kira-kira 5-7 hari (seharusnya pembuatan KTP dapat selesai sekitar satu jam saja atau paling lama sehari saja).
°         KTP diambil dan diserahkan kepada warga.

3.       Data permohonan pembuatan KTP Bulan Januari sampai dengan tanggal 18 September tahun 2008.
°         Januari 37 orang Juni 49 orang
°         Februari 40 orang Juli 51 orang
°         Maret 46 orang Agustus 272 orang
°         April 43 orang 1 s/d 18 September 97 orang
°         Mei 44 orang
(Kenaikan jumlah permohonan pembuatan KTP yang signifikan pada Bulan Agustus dikarenakan telah diterapkannya pembuatan KTP secara gratis di kelurahan ini).

4.       Hasil wawancara dengan Lurah sebagai pimpinan kelurahan dan Pegawai Kasi Pelayanan Umum sebagai pegawai yang menangani pembuatan KTP, yaitu :
°         Lurah :
a.       Merasa cukup berhasil menjalankan fungsi kelurahan dalam tugasnya melayani masyarakat termasuk dalam hal pembuatan KTP.
b.      Sangat puas dengan kinerja pegawai terutama yang terkait dengan pembuatan KTP tersebut dan merasa dapat bekerjasama dengan baik dengan seluruh pegawai.
c.       Merasa perlu meningkatkan lagi kinerja pegawainya agar dapat melayani masyarakat lebih baik lagi kedepannya termasuk pembuatan KTP di kelurahan yang dipimpinnya tersebut.

°         Pegawai Kasi Pelayanan Umum :
a.       Cukup puas dengan pekerjaan yang ditugaskan padanya, walaupun cukup banyak kesulitan dalam melaksanakannya, seperti jauhnya jarak kecamatan dengan kelurahan tersebut untuk masalah pembuatan KTP.
b.      Cukup sering mendapat keluhan masyarakat yang tidak mengerti kondisi yang terjadi dilapangan dalam pembuatan KTP, masyarakat inginnya selalu cepat selesai untuk urusan pembuatan KTP tersebut.
                Identifikasi masalah :
                Apa yang dapat dilakukan kelurahan untuk meningkatkan pelayanan dalam pembuatan Kartu    Tanda Penduduk?
                Rumusan masalah :
1.       Faktor-faktor apa yang menyebabkan tidak maksimalnya kinerja pegawai dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk di Kelurahan Pemurus Baru Banjarmasin?
2.       Apakah sistem sentralisasi dalam produksi Kartu Tanda Penduduk di kecamatan sudah optimal dalam pelayanan terhadap masyarakat?

7.       Berikan contoh hipotesa penelitian!
Berdasarkan masalah Tidak Maksimalnya Kinerja Pegawai Dalam Pembuatan Kartu Tanda Penduduk Di Kelurahan Pemurus Baru Banjarmasin dapat dicontohkan hipotesa penelitian yang mungkin muncul sebagai berikut:

[Pernyataan “Jika-Maka”]
1. Jika Kelurahan menambah pegawainya, maka pelayanan pembuatan KTP di Kelurahan Pamurus Baru Banjarmasin akan lebih cepat.
2. Jika Kelurahan menambah sarana pembuatan KTP, maka proses pembuatan KTP akan berlangsung lebih cepat.
3.  Jika Kelurahan memiliki sarana transportasi yang cepat, maka proses pembuatan KTP akan berlangsung lebih cepat.

[Hipotesa Non dan Alternatif]
H0 = Tidak ada pengaruh signifikan sarana pembuatan KTP dengan kinerja pegawai Kelurahan.
Ha = Ada pengaruh signifikan sarana pembuatan KTP dengan kinerja pegawai Kelurahan.
[Hipotesa Directional dan Nondirectional]
Ada hubungan langsung antara sarana pembuatan KTP dengan kinerja pegawai Kelurahan.



Sumber :
Mardalis, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta; PT. Bumi Aksara, 2006.
Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Dakwah, Jakarta; Logos, 1997.
Sigit Soehardi, Peranan Masalah Dan Hipotess Dalam Skripsi Dan Penelitian, Yogyakarta;STIE Gama, 1992.
http://www.google.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar